PERTANYAAN
Ddn Sopian
Asalam mualaikum
sesudah salat witir salat lagih apa hukum nya,terima kasih.
JAWABAN
El-Mahendra berdo'a
boleh melaksanakan shalat setelah shalat witir karna nabi pun melakukan nya,,,namun tidak boleh melakukan shalat witir dalam stu malam...jadi kalau sudh shalat witir trus shalat tahajud maka dilarang untuk shalat witir lagi,,,
Rasulullah mendirikan salat sunnah sambil duduk sebanyak dua rakaat, setelah salat witir" (H.R. Ahmad, Abu Dawud, Tirmizi)
Ada hadist dari siti aisyah...
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ كَانَ يُصَلِّي ثَلَاثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي ثَمَانَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ يُوتِرُ ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَرَكَعَ ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالْإِقَامَةِ مِنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ Abu Salamah berkata, aku pernah bertanya kepada Aisyah tentang shalat Rasulullah, maka ia menjawab, “Beliau kerjakan 13 rakaat. Ia shalat 8 rakaat kemudian shalat witir, lalu shalat 2 rakaat sambil duduk kalau ia hendak rukuk ia bangkit lalu rukuk. Kemudian beliau shalat 2 rakaat antara waktu adzan dengan iqamat pada shalat subuh.”
(H.R. Muslim, An-Nasa’i, dan lainnya)
Hadits Ummi Salamah:
كَانَ يَرْكَعُ رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الوِتْرِ وَهُوَ جَالِس
“Rasulullah saw melakukan rukuk dua kali (shalat dua rakaat) dalam keadaan duduk setelah shalat Witir.”
(H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
لاَ وِتْرَانِ فِى لَيْلَةٍ
“Tidak ada dua Witir dalam satu malam.”
(H.R. Tirmidzi, Abu Dawud, An-Nasa’i, dan lainnya
Nadila Novalia
Bolehkah shalat sunnah lagi setelah shalat witir?
Ada dua pendapat di kalangan ulama, hanya saja pendapat yang lebih tepat dalam masalah ini adalah pendapat mayoritas ulama yang menyatakan: Bolehnya melakukan shalat sunnah lagi sesukanya walaupun dia telah mengerjakan shalat witir, hanya saja tidak boleh lagi dia mengerjakan shalat witir, karena tidak boleh ada dua shalat witir dalam satu malam.
Dalil-dalil pendapat ini adalah:
a. Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ خَافَ مِنْكُمْ أَنْ لاَ يَسْتَيْقِظَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ مِنْ أَوَّلِ اللَّيْلِ ثُمَّ لْيَرْقُدْ
“Barangsiapa di antara kalian yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, maka hendanya dia shalat witir di awal malam lalu dia tidur.” (HR. At-Tirmizi no. 1187 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani rahimahullah).
Dari hadits ini bisa dipetik pendalilan bahwa jika orang tersebut bangun di malam hari -padahal sebelumnya dia sudah witir sebelum tidur-, maka dia masih diperbolehkan untuk shalat.
b. Hadits Ummu Salamah radhiallahu anha yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah melakukan shalat dua rakaat sambil duduk setelah melakukan witir. Diriwayatkan oleh At-Tirmizi no. 471
c. Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata tentang sifat shalat lail Nabi shallallahu alaihi wasallam:
كَانَ يُصَلِّى ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى ثَمَانَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ يُوتِرُ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat (lail) 13 raka’at. Beliau memulai dengan shalat 8 raka’at kemudian beliau berwitir (satu raka’at). Kemudian setelah itu beliau melaksanakan shalat dua raka’at sambil duduk.” (HR. Muslim no. 738)
Adapun sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
“Jadikanlah akhir shalat malam kalian dengan ganjil (witir).” (HR. Al-Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751) Maka perintah di sini hukumnya adalah sunnah dan bukan wajib. Wallahu a’lam
Tambahan
Mughnil muhtaj juz 1 hal 222
ويسن جعله آخر صلاة الليل ) ولو نام قبله لخبر الشيخين اجعلوا آخر صلاتكم من الليل وترا
Ddn Sopian
Asalam mualaikum
sesudah salat witir salat lagih apa hukum nya,terima kasih.
JAWABAN
El-Mahendra berdo'a
boleh melaksanakan shalat setelah shalat witir karna nabi pun melakukan nya,,,namun tidak boleh melakukan shalat witir dalam stu malam...jadi kalau sudh shalat witir trus shalat tahajud maka dilarang untuk shalat witir lagi,,,
Rasulullah mendirikan salat sunnah sambil duduk sebanyak dua rakaat, setelah salat witir" (H.R. Ahmad, Abu Dawud, Tirmizi)
Ada hadist dari siti aisyah...
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ كَانَ يُصَلِّي ثَلَاثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي ثَمَانَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ يُوتِرُ ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَرَكَعَ ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالْإِقَامَةِ مِنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ Abu Salamah berkata, aku pernah bertanya kepada Aisyah tentang shalat Rasulullah, maka ia menjawab, “Beliau kerjakan 13 rakaat. Ia shalat 8 rakaat kemudian shalat witir, lalu shalat 2 rakaat sambil duduk kalau ia hendak rukuk ia bangkit lalu rukuk. Kemudian beliau shalat 2 rakaat antara waktu adzan dengan iqamat pada shalat subuh.”
(H.R. Muslim, An-Nasa’i, dan lainnya)
Hadits Ummi Salamah:
كَانَ يَرْكَعُ رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الوِتْرِ وَهُوَ جَالِس
“Rasulullah saw melakukan rukuk dua kali (shalat dua rakaat) dalam keadaan duduk setelah shalat Witir.”
(H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
لاَ وِتْرَانِ فِى لَيْلَةٍ
“Tidak ada dua Witir dalam satu malam.”
(H.R. Tirmidzi, Abu Dawud, An-Nasa’i, dan lainnya
Nadila Novalia
Bolehkah shalat sunnah lagi setelah shalat witir?
Ada dua pendapat di kalangan ulama, hanya saja pendapat yang lebih tepat dalam masalah ini adalah pendapat mayoritas ulama yang menyatakan: Bolehnya melakukan shalat sunnah lagi sesukanya walaupun dia telah mengerjakan shalat witir, hanya saja tidak boleh lagi dia mengerjakan shalat witir, karena tidak boleh ada dua shalat witir dalam satu malam.
Dalil-dalil pendapat ini adalah:
a. Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ خَافَ مِنْكُمْ أَنْ لاَ يَسْتَيْقِظَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ مِنْ أَوَّلِ اللَّيْلِ ثُمَّ لْيَرْقُدْ
“Barangsiapa di antara kalian yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, maka hendanya dia shalat witir di awal malam lalu dia tidur.” (HR. At-Tirmizi no. 1187 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani rahimahullah).
Dari hadits ini bisa dipetik pendalilan bahwa jika orang tersebut bangun di malam hari -padahal sebelumnya dia sudah witir sebelum tidur-, maka dia masih diperbolehkan untuk shalat.
b. Hadits Ummu Salamah radhiallahu anha yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah melakukan shalat dua rakaat sambil duduk setelah melakukan witir. Diriwayatkan oleh At-Tirmizi no. 471
c. Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata tentang sifat shalat lail Nabi shallallahu alaihi wasallam:
كَانَ يُصَلِّى ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى ثَمَانَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ يُوتِرُ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat (lail) 13 raka’at. Beliau memulai dengan shalat 8 raka’at kemudian beliau berwitir (satu raka’at). Kemudian setelah itu beliau melaksanakan shalat dua raka’at sambil duduk.” (HR. Muslim no. 738)
Adapun sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
“Jadikanlah akhir shalat malam kalian dengan ganjil (witir).” (HR. Al-Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751) Maka perintah di sini hukumnya adalah sunnah dan bukan wajib. Wallahu a’lam
Tambahan
Mughnil muhtaj juz 1 hal 222
ويسن جعله آخر صلاة الليل ) ولو نام قبله لخبر الشيخين اجعلوا آخر صلاتكم من الليل وترا
فإن كان له تهجد أخر الوتر إلى أن يتهجد وإلا
أوتر بعد فريضة العشاء وراتبتها هذا ما في الروضة كأصلها وقيده في المجموع بما إذا
لم يثق بيقظته آخر الليل وإلا فتأخيره أفضل لخبر مسلم من خاف أن لا يقوم آخر الليل
فليوتر أوله ومن طمع أن يقوم آخره فليوتر آخر الليل فإن صلاة آخر الليل مشهودة وذلك
أفضل
(Disunahka n
menjadikan shalat witir sebagai
penutup dari rangkaian shalat malam) meskipun ia tidur sebelum shalat malamnya
berdasarka n hadits Nabi
“Jadikanla h akhir shalat malam kalian
berupa shalat witir” (HR. Bukhari muslim)
Bila ia memiliki shalat
Tahajjud dimalam harinya disunahkan mengakhirk an witirnya bila tidak lakukan witir setelah shalat
isya….
Imam Nawawi dalam al-majmu’ memberi batasan hal demikian (shalat
witir setelah isya) bila memang ia tidak yakin mampu bangun diakhir malam, bila
yakin mampu maka yang lebih utama baginya mengakhirk an witir berdasarka n hadits riwayat muslim
"Barangsia pa takut
tidak bisa bangun di akhir malam, maka hendaknya dia shalat witir di awal malam,
barangsiap a
bersemanga t yakin untuk bangun
di akhir malam maka hendaknya dia witir di akhir malam, karena shalat di akhir
malam disaksikan , dan itu lebih
utama." (HR. Muslim (755)
Syarah Nawawi ala Muslim juz 6 hal 25
فيه دليل صريح على أن تأخير الوتر إلى آخر الليل أفضل لمن وثق
بالاستيقاظ آخر الليل وأن من لا يثق
بذلك فالتقديم له أفضل وهذا هو الصواب
Dalil tegas ini menjelaska n bahwa mengakhirk an witir diakhir malam lebih utama bagi orang meyakini
mampu bangun diakhir malam, dan melakukan witir sebelum tidur lebih utama bagi
yang tidak yakin mampu bangun diakhir malam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar