MAJLIES eL _ ILMIE

MAJLIES   eL _ ILMIE

Jumat, 12 Juli 2013

MENYAMBUNG TANGAN DENGAN TANGAN WANITA DAN MENAMBAL DENGAN DAGING BABI

PERTANYAAN
Adinda Icha Khumairah

Assalamu'alaykum.. Tanya: Bagaimana hukum seseorang yang menyambung anggota tubuh misalnya seorang laki-laki tangannya buntung, dia ingin menyambung tangannya..namun yang ada hanya tangan wanita, diperbolehkankah?jikalau boleh bagaimana dia berwudhu dan sholatnya? selanjutnya, bagaimana hukumnya jika menggunakan daging babi untuk mengganti daging seseorang, jika hanya daging babi yang pantas untuk mengganti daging orang tersebut? terima ksih :)

JAWABAN


Riena Sllu Menunggu
ditambal atau disambung dengan tangan wnita sah shalatnya asal ketika shalat tangan nya harus tertutup. ini sama dengan seseorang menambal wajah dengan daging/kulit dari paha/aurat
Syarqowi jilid 1 shohifah 174
  (قوله ما بين سرته وركبته) الى أن قال فلا يجب ستره وكذا لو تعلقت جلدة من غير العورة ووصلت اليها مع الإلتصاق أو دونه بخلاف العكس بأن تعلقت من العورة الى غيرها على ما مر فإنه يجب سترها إعتبارا بالأصل فيهما والفرق بين هذا وبين ما ذكروه فيما لو تعلقت جلدة من الفرض فى اليدين مثلا الى غيره أو بالعكس حيث قالوا بعدم وجوب غسلها فى الأول دون الثاني ان أجزاء العورة لها حكمها فى حرمة النظر وإن انفصلت عن اليدين بالكلية كشعر المحلوق من العانة ولاكذلك المنفصل من محل الفرض


Muhammad Alam Agustian
Boleh li dorurot
fathul jawad hal 26
قال الحلبي : و بقى مالو لم يوجد صالح غيره فيحتمل جواز الجبر بعظم الادمى الميت كما يجوز للمضطر اكل الميتة و ان لم يخش الا مبيح التيمم. وجزم المدابغى بالجواز حيث قال فان لم يصلح الا عظم الادمى قدم نحو الحربي كالمرتد ثم الذمي ثم المسلم

Nihayatul muhtaj juz 2 hal 21
 و لو وصل عظمه اي عند احتياجه له بكسر و نحوه بنجس من العظم ولو مغلظا و مثل ذلك بالاولى دهنه بمغلظ او ربطه به لفقد الطاهر الصالح لذلك فمعذور فيه فتصح صلاته معه للضرورة ولا يلزمه كما فى الروضة نزعه اذا
وجد الطاهر اي و ان لم يخف من نزعه ضررا خلافا لبعض المتاخرين

Mata Nazwa
wa'alaikum salam..
menyambung anggota tubuhMmanusia dg anggota tubuhMmanusia lain hukumnya tidak diperbolehkan. Karena menimbang derajat kemulyaan manusia. Meski demikian, dalam keadaan yg darurat, maka ada kebolehan melakukannya. Semisal menyelamatkannya dari kematian. Karena pada hakekatnya kehormatan orang yg masih hidup itu lebih utama dibanding kehormatan orang yg mati.
Adapun jika masih memungkinkan dgn penyambungan dari anggota tubuh selain manusia maka hendaknya inilah yg dipilih meski anggota itu adalah dari anggota hewan yg statusnya najis mugholadzoh sekalipun..
seandainya tidak terdapat sesuatu yang lain, maka boleh menambal dgn tulang mayat manusia. Sama seperti kebolehan yg sangat terpaksa untuk memakan bangkai manusia. Al-Mudabighi senada dgn Al- Khathib menambahkan seandainya penambalan atau penyambungan itu harus dgn tulang manusia, maka prioritas utama adalah menggunakan tulang kafir kharbi seperti orang murtad, kafir dzimi baru orang islam sbg pilihan terahir (FATHUL JAWAD 26)

(NIHAYATUL MUHTAZ jilid 2 halaman 21)
seandainya karena tulngnya pecah dan perlu disambung dg
sesuatu tulang yg najis, walau najis Mugholadzoh karena tdk adanya sesuatu yg suci dan layak, maka ia termaafkan dan sholatnya sah karena darurat. Menurut Arraudhoh, ia tdk wajib mencabutnya kembali seandainya kemudian hari mendapat sesuatu yg suci, walaupun mencabutnya tdk menimbulkan kehawatiran timbulnya suatu yg membahayakan dirinya. Pendapat ini berbeda dgn ulama mutaakhirin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar