MAJLIES eL _ ILMIE

MAJLIES   eL _ ILMIE

Sabtu, 20 Juli 2013

GENEOLOGI HADIST PADA MASA NABI

A.    Masa Pertumbuhan Hadist

Nabi muhammad SAW  sebagai utusan Allah SWT  menjadi figur masyarakat dunia. Dalam kapasitasnya sebagai rosul, pemimpin masyarakat, panglima perang, kepala rumah tangga, dan teman. segala tingkah laku, ucapan dan taqrirnya disebut hadist yang merupakan bentuk implementasi dari ajaran-ajaran Islam yang di dasarkan pada Al-Quran. Oleh karenanya hadist  pada saat itu berkembang seiring dengan proses turunnya wahyu tuhan. Nabi selalu menyampaikan serta menerangkan makna yang terkandung dalam teks-teks Allah SWT yang diterimanya melalui Malaikat Jibril.
Namun Nabi tidak hanya sekedar menjelaskan isi Al-Quran tetapi lebih dari itu Nabi tak jarang mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga posisi beliau sangat urgen karena disamping sebagai penerima wahyu, Nabi juga menjadi Pengajar, Hakim, Mufti dan Pemimpin dunia sepanjang hudupnya. Segala bentuk persoalan yang menimpa umat Islam pada saat itu selalu dikembalikan kepada Nabi Muhammad SAW.
            Pada awal Islam, Nabi selalu mengadakan sosialisasi dakwah Islam pada umat Islam secara sembunyi-sembunyi sehingga muncul julukan Al-Sabuqyn Al-Awwalun, mereka adalah umat Islam yang aktif menghadiri majlis untuk menimba ilmu dari Rosulullah SAW serta menghafalkannya, hari demi hari masyarakat memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk ikut andil untuk menimba ilmu dari beliau, sehingga majlispun sebagai tradisi ilmiah mulai berkembang pesat dan ketika itu juga Nabi menggunakan kesempatannya untuk selalu mengembangkan dakwahnya secara inten lagi.
Tradisi ini tetap berjalan layaknya waktu siang dan malam, bahkan perkembangan selanjutnya umat Islam lebih kaya lagi dari pada sebelumnya, baik dari  aspek intensifitas kajian ataupun sarana mereka sebagai  tempat memahami ajaran-ajaran Al-Quran, ini karena Nabi sendiri tidak pernah membatasi pada umatnya untuk mengkaji ajaran-ajaran yang dibawanya, dimanapun mereka berada. Hal ini menunjukkan bahwa umat Islam memilki semangat besar untuk memahami teks-teks tuhan yang serat dengan aturan-aturan dalam mengarungi kehidupan.
B.     Metode Sahabat Memperoleh Hadist
                 Di setiap kesempatan sahabat berkumpul dengan Nabi, baik ketika di moment Islam ataupun diluar, mereka memamfaatkan waktu untuk bertanya dan belajar kepada Nabi, terlabih ketika  di majlis, para sahabat banyak menimba ilmu dari baliau seperti pada khutbah jumat, memperingati hari raya, dan  ba’da sholat. Mereka tidak mengenal lelah, rasa antusias mereka selalu mengalahkan segalanya, usaha-usaha yang dilakukan untuk melangsungkan kenyamanan hidupnya bukanlah hambatan yang berarti bagi mereka untuk tetap semangat. Toh walaupun halangan itu mendesaknya, sahabat Nabi tetap menghadiri tradisi ilmiah dengan cara bergantian sehingga tidak kata tertinggal dengan materi yang disampaika baliau pada saat itu, kenyataan ini pernah dilakukan oleh sahabat Umar.
“ Aku tetangga Ansor tinggal di Bani Umayyah bin Zaid, sebuah wilayah perbukitan di Madinah. karena itu dia yang datang dan di hari lain aku yang datang menghadiri majlis Nabi, maka aku akan membawa pelajaran-pelaran baik berupa wahyu atau lainnya yang disampaikan pada hari itu, dan demikian juga sebaliknya, apabila dia yang datang, maka dia juga melakukan hal yang sama”
Kenyataan ini menggambarkan begitu besarnya semangat para sahabat pada masanya, mereka tidak hanya mencukupkan diwaktu bersama Nabi, akan tetapi mereka memperdalam materi yang diperolehnya melalui beberapa diskusi ilmiah yang diadakan oleh sahabat Nabi sendiri.
Di waktu yang lain, para sahabat menerima hadist dengan cara melihat langsung sikap dan tingkah laku Nabi setiap harinya, mungkin metode ini dipandang lebih mudah dalam memahami suatu ajaran karena para sahabat tidak lagi memahami sebuah teori, akan tetapi mereka dapat menyaksikan langsung ajaran-ajaran yang diaplikasikan oleh Nabi di tengah-tengah masyarakatnya, sehingga mereka dapat memahami dengan cepat dan mudah. Ajaran-ajaran yang dicontohkan Nabi secara langsung banyak berkaitan dengan ibadah dan muamalat seperti sholat dan haji Nabi. Sungguh ini merupakan teladan-teladan baik yang mampu membangkitkan semangat umat Islam untuk selalu mengembangkan ajaran yang dibawa Nabi dalam rangka disosialisasikan pada umat dunia.
                 Disamping itu, sebuah cara yang digunakan sahabat untuk memperoleh ajaran nabi adalah dengan menyaksikan peristiwa-peristiwa yang menimpa umat muslim saat itu. Permasalahan yang mereka hadapi sangat bermacam-macam, sehingga bertanya  kepada nabi dianggap satu-satunya jalan yang bisa menjawab semua problem yang menimpanya, mereka tidak pernah merasa malu ataupun segan kepada nabi bahkan sebaliknya, mereka merasa senang untuk menanyakan dan mengetahui solusinya. Terkadang ada juga sahabat yang merasa malu untuk datang kepada nabi sehingga dia mengutus orang lain untuk konsultasi langsung dengan nabi, hal ini pernah dialami Ali bin Abi Tholib yang mengutus al-Miqdad ibn al-Aswad untuk bertanya tentang seringnya keluar mani, kemudian nabi memberi solusi agar membasuh zakarnya dan kemudian berwudlu. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar